Pengertian Ilmu Ukur Tambang
Ilmu Ukur Tambang adalah ilmu yang mempelajari suatu kegiatan pengukuran pada permukaan bumi. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, dan tergantung pada tingkat ketelitian yang diinginkan dan kebutuhan.Pada pengukuran rencana bangunan, cukup hanya dilakukan dengan meteran, begitu juga sama dengan pembuatan tanggul. Sedangkan dalam pembuatan Peta Topografi dan situasi digunakan alat optik yang sering dikenal dengan nama "Pesawat Ukur".
Hal yang Harus Diperhatikan
- Menyediakan alat penerangan seperti halnya lampu dan sebagainya, yang berguna untuk memberikan cahaya pada ruangan bawah tanah dan membantu melancarkan pembacaan benang silang.
- Daerah atau ruang pengukuran tak sebebas seperti pengukuran di permukaan sehingga lebih sulit dalam pemasangan instrumen maupun dalam pelaksanaan pengukuran.
- Digunakan Plumbobs jika tinggi lubang bukaan tidak memungkinkan untuk didirikan rambu ukur.
- Kelembaban dan aliran air menyebabkan permukaan lensa instrumen mudah mengembun sehingga perlu perawatan khusus terhadap instrumen. Kelembaban dan aliran air tersebut juga berpengaruh terhadap alat ukur yang lainnya seperti pita ukur, rambu ukur, dan lainnya.
- Adanya pengaruh-pengaruh magnetik seperti dari rel, muck sheets, dan magnetik dari bijih.
Menggunakan Theodolite
Dalam menggunakan Alat Theodolite, dalam melakukan pengukurannya, dilakukan untuk mendapatkan bayangan keadaan lapangan dengan cara menentukan tempat titik-titik diatas permukaan bumi. Untuk mendapatkan hubungan antara dua titik, baik hubungan horizontal (mendatar) maupun hubungan tegak (vertikal) diperlukan sudut-sudut yang harus diukur dilapangan. Selain itu, untuk hubungan mendatar diperlukan sudut yang mendatar dan untuk hubungan tegak diperlukan sudut vertikal pula. Sudut mendatar diukur lingkaran yang terletak mendatar dan sudut vertikal diukur pada lingkaran yang tegak lurus. Serta sudut mendatar dan sudut vertikal diukur dengan alat ukur sudut yang dikenal dengan nama theodolit.Bagian-bagian Alat Ukur
- Teropong, terdiri dari lensa obydctif, okuler dan lensa diafragma.
- Nivo kotak dan nivo tabung.
- Visir
- Sekrup pengatur terdiri dari sekrup pengatur datar. sekrup geser horisontal, sekrup geser vertikal, sekrup penguat dan pengunci horisontal sebanyak dua buah berfungsi untuk mengunci lingkaran horisontal dan sekrup pengunci vertikal.
- Alat pembidik unting-unting.
- Nonius, berfungsi sebagai alat bantu untuk membaca lingkaran horizontal dan lingkaran vertical.
- Cermin, berfungsi untuk memantulkan cahaya sinar matahari ke dalam instrumen sehingga pemabacaan sudut horisontal dan vertikal terlihat lebihjelas.
- Alat-alat bantu lainnya adalah statif., unting-unting, patok, rol, meter bak ukur (rambu) dan payung.
Pengaturan alat ukur Theodolit
- Letakkan Statif (kaki tiga) di atas patok, usahakan lempengan logam dalam keadaan datar, kaki statif diatur sesuai dengan tinggi si pengukur / praktikan.
- Pasanglah alat Theodolit di atas statif, usahakan unting-unting membentuk garis lurus pad a patok.
- Levelkan alat theodolit (palt bagian bawah) dengan bantuan nivo kotak dan nivo tabung, dengan menggunakan tiga buah sekrup penyetel, tempatkan gelembung di tengah-tengah nivo kotak dan nivo tabung.
- Ukurlah tinggi alat dengan menggunakan rol meter dan catat pada tabel.
Pengukuran Dengan Alat Theodolit
- Arahkan teropong pada patok belakang, lalu lakukanlah pengukuran dalam keadaan biasa (nonius berada disebelah kanan lensa okuler), untuk memudahkan perhitungan usahakan pembacaan benang silang tengah sama dengan tinggi alat, lalu baca benang atas dan benang bawah.
- Kemudian kunci dan baca sudut horisontal dan sudut vertikal melalui nonius,
- Putarlah teropong searah jarura jam, kemudian balik hingga kembali teropong menghadap pada patok yang telah dibidik sebelumnya, lakukanlah pembacaan sudut horisontai dalam keadaan biasa.
- Tempatkan bak ukur/rambu pada titik yang dianggap mewakili untuk pengukuran detail, bacalah benang atas, tengah dan bawah (lihat gambar).
- Bidiklah / arahkan teropong ke patok muka, dalam keadaan biasa dan luar biasa, demikian selanjutnya dilakukan pengukuran pada titik patok berikutnya secara berurutan seperti yang telah disebutkan di atas.
Pengolahan Data Hasil Pengukuran
a. Jarak Datar (d), dapat diperoleh dengan menggunakan rumus seperti pada halaman berikut :D = (BA-BB) x 100 sin2 Z
Dimana : D = Jarak datar
BA = Benang atas
BB = Benang bawah
Z = Zenit/'sudut vertical
Pembacaan sudut Hr. P1- P2 = 162° 40' 30" (FS)
Sudut lurus P0P1P2 = bacaan ke muka (FS) - bacaan kesudut belakang (BS)
Sudut lurus P0P1P2 = 162° 40' 30" - 085° 20' 15 "
Sudut lurus P1P2 (azimuth)
= SJ. P0-P1 + SL. P0P1P2 -180°
= (45°+ 180°) + 77° 20' 15" -180
= 121°20'15"
b. Selisih koordinat ( Ax dan Ay )
= d sin a
= d cos a
= selisih absis
= selisih ordinat
d = jarak horisontal
a = sudut jurusan (azimuth)
c. Beda tinggi (&H)
= (BA-BB) x 100 x cos Z + TA-BT
dimana : = beda tinggi
TA = tinggi alat theodolit
BT = benangtengah
Ketinggian = ketinggian titik + beda tinggi
Pengkoreksian (Koreksi).
a. Koreksi sudutSebelum menghitung sudut jurusan, terlebih dahulu dilakukan koreksi sudut terutama pada pengukuran poligon tertutup.
Contoh polygon tertutup :
ü Koreksi dilakukan dengan menggunakan rumus :
∑ β = ( n + 2 ) x180° ± koreksi, dimana
β = sudut lurus, sudut luar.
Ø Koreksi selisih koordinat pada poligon tertutup sebagai •berikut
Koreksi f(x) = ± ∑
ü Koreksi masing-masing sisi poligon :
F’(X) = x f (x)
Dimana, D = jarak absis antara dua titik
∑ D = jumlah jarak absis
sehingga selisih absis (Ax') terkoreksi :
x' = x ± f’ (x)
Pengeplotan atau Penggambaran pada Peta
Beberapa hal-hal yang perlu harus diperhatikan pada tahap pengeplotan dan penggambaran padapeta yaitu sebagai berikut :
- Skala peta, tentukan skala peta terlebih dahulu sebelum memplot data.
- pengukuran di atas kertas gambar. Besamya skala ditentukan oleh kegunaan peta yang alcan digambar.
- Letakkan titik poligon pertama sedemikian rupa, sehingga seniua titik-titik yang saudara ukur di lapangan dapat diplotkan ke bidang /' kertas gambar.
- Mulailah memplot titik poligon pertama, diteruskan dengan titik polygon berikutnya hingga terbentuk poligon tertutup.
- Plot titik-titik detail sekaligus dengan ketinggiannya.
- Tariklah garis ketinggian (kontur) dengan menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama.
Tahap Konstruksi dan Tanggung Jawab Surveyor
Beberapa hal yang harus dipertanggung jawabkan sebagai tugas Surveyor tambang, yaitu sebagai berikut :- Menentukan kembali posisi di lapangan (setting out) semua elemen geometris dari perencanaan.
- Mengawasi ketepatan pelaksanaan konstruksi baik konstruksi di atas permukaan maupun di bawah tanah.
- Melakukan survey dan membuat peta topografi permukaan bumi serta bawah tanah untuk kelengkapan penambangan dan memecahkan berbagai soal dalam penambangan.
- Membuat laporan dari pekerjaan (pembukaan, kemajuan penambangan), cadangan bahan galian, serta kehilangan mineral dalam penambangan.
- Membuat garis-garis batas untuk keselamatan penambangan.
- Menempatkan kembali posisi di lapangan (setting out) untuksemua rencana kerja danbagian-bagiannya.
- Memberikan pengarahan dan mengawasi pekerjaan-pekerjaan penambangan tentang penentuan arah, kemiringan, agar sesuai dengan rencana.
- Memberikan petunjuk untuk menghindari agar tidak banyak material bahan galian yang terbuang dalam penambangan.
- Mencatat dan mengecek keluaran bahan galian.
Before writing a comment, you must read the terms below:
1. It is not allowed to put active links,
2. There must be no elements of rioting or pornography.
3. If you create spam, your comment will be deleted, and
4. Please ask questions and share your thoughts in good and constructive sentences.